REFLEKSI PEMBELAJARAN MANDIRI, TOPIK: PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA SMA

 

REFLEKSI PEMBELAJARAN MANDIRI

TOPIK: PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA  TINGKAT SMA




 

Modul  : Projek dan Profil Pelajar Pancasila

Video:

1.      Apa itu itu Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila: Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) yang berbeda dengan pembelajaran berbasis proyek dalam program intrakurikuler di dalam kelas. 

Dalam kegiatan proyek ini, peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari tema-tema atau isu penting sehingga peserta didik bisa melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu tersebut sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya. Projek penguatan ini juga dapat menginspirasi peserta didik untuk memberikan kontribusi dan dampak bagi lingkungan sekitarnya.

tahapan pelaksanaan proyek penguatan profil pelajar Pancasila:

a.       Merancang alokasi waktu dan dimensi profil pelajar Pancasila

b.      Membentuk tim fasilitasi proyek

c.       Identifikasi tingkat kesiapan satuan pendidikan

d.      Pemilihan tema umum

e.       Penentuan topik spesifik

f.       Merancang modul proyek

Prinsip-prinsip dalam merancang projek:

1)      Holistik: memandang segala sesuatu secara utuh dan menyeluruh

2)      Kontkstual: kegiatan pembelajaran didasarkan pada pengalaman nyata yang dihadapi dalam keseharian

3)      Berpusat pada peserta didik: semua pembelajaran dirancang agar peserta didik menjadi subjek pembelajaran yang aktif mengelola proses belajarnya secara mandiri, guru sebagai fasilitator pembelajaran.

4)      Eksploratif: semangat untuk membuka ruang yang lebar bagi proses inkuiri dan pengembangan diri.

2.      Peran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila: Memberi kesempatan murid untuk mengalami pengetahuan sekaligus belajar dari hal-hal nyata di keseharian. Dalam teori quantum teaching ada istilah Tandur (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasi, Ulangi, Rayakan). Peran lainnya adalah untuk memecahkan masalah yang ditemui di keseharian dan memberikan kontribusi yang sesuai dengan kapasitasnya.

3.      Prinsip Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila: Terdapat prinsip-prinsip utama dalam proyek penguatan profil pelajar Pancasila yaitu bersifat holistik, kontekstual, berpusat pada peserta didik, dan eksploratif . Proyek penguatan profil pelajar Pancasila sangat bermanfaat bagi peserta antara lain untuk memperkuat karakter dan mengembangkan kompetensi sebagai warga dunia yang aktif, melatih kemampuan pemecahan masalah dalam berbagai kondisi, serta memperlihatkan tanggung jawab dan kepedulian terhadap isu di sekitar.

 

Modul  : Tema Projek

Video:

1.      Tema Projek: Tujuh tema yang ditetapkan oleh Kemendikbudristek antara lain Gaya Hidup Berkelanjutan; Kearifan Lokal; Bhinneka Tunggal Ika; Bangunlah Jiwa dan Raganya; Suara Demokrasi; Berekayasa dan Berteknologi Untuk Membangun NKRI; Kewirausahaan.

2.      Gaya Hidup Berkelanjutan: Gaya hidup berkelanjutan sendiri bisa diartikan bahwa kita memprioritaskan penggunaan sumber daya alam yang terbarukan daripada menggunakan sumber daya yang tidak bisa diperbarui. Gaya hidup berkelanjutan tercermin pada produk, perilaku, dan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan kita tanpa mengurangi dan mengubah akses sumber daya untuk generasi di masa depan.

3.      Kearifan local: Merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat. Kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat untuk antara lain melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari. Melalui tema Kearifan local murid akan membangun rasa ingin tahu dan kemampuan menggali informasi dan pengetahuan. Contoh tema kearifan local SMA: beladiri khas daerah.

4.      Bhineka Tunggal Ika: Projek Bhinneka Tunggal Ika dapat memperkenalkan keberagaman masyarakat di Indonesia seperti suku, budaya, agama, kepercayaan yang dianut, serta karakteristik diri seperti sifat, minat, potensi, pemikiran dan lain-lain. Memahami perbedaan dan keberagaman di lingkungan sekitar mendorong  murid untuk menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia.

5.      Bangunlah Jiwa dan Raganya: Memiliki pemahaman mengenai kesejahteraan fisik dan mental, baik untuk diri sendiri maupun orang lain merupakan hal yang dapat mendorong murid untuk berpartisipasi dalam pembangunan global yang berkelanjutan. Murid diajak untuk membangun kesadaran dan keterampilan diri dalam memelihara kesehatan fisik dan mentalnya. Murid dapat mempelajari tentang kontribusi yang dapat dilakukan berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental. Contoh kegiatan berdiskusi dan berkolaborasi dalam masalah cyber bullying, mengkampanyekan tentang aksi penggunaan internet sehat.

6.      Suara Demokrasi: mengajak murid untuk dapat mengalami langsung sistem demokrasi dalam lingkungan terdekatnya, yaitu "suatu negara" kecil yang disebut sekolah.  Contoh: pemilihan OSIS, pengurus kelas, pengurus ekstrakurikuler dsb.

7.      Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI: merupakan tema yang dapat dipilih untuk melatih daya pikir kritis dan kemampuan rekayasa secara sederhana untuk membangun produk berteknologi yang memudahkan kegiatan dirinya sendiri dan juga sekitarnya.

8.      Kewirausahaan: merupakan salah satu tema yang dapat dipilih untuk mengidentifikasikan potensi ekonomi di tingkat lokal dan masalah yang ada dalam pengembangan potensi tersebut, serta kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial dan kesejahteraan masyarakat.

9.      Peran Tema dalam Menguatkan Profil Pelajar Pancasila: Setiap tema memliki peran dan pesan yang berbeda untuk menguatkan Profil Pelajar Pancasila. Proyek penguatan profil pelajar Pancasila sangat bermanfaat agar peserta didik dapat memperkuat karakter dan mengembangkan kompetensi sebagai warga dunia yang aktif, melatih kemampuan pemecahan masalah dalam berbagai kondisi, serta memperlihatkan tanggung jawab dan kepedulian terhadap isu di sekitarnya.

Modul  : Merancang Projek Penguatan Profil Pancasila

Video   :

1.      Peran Setiap Pemangku Kepentingan:

a.       Kepala Satuan Pendidikan:

1)      Membuat tim untuk melaksanakan proyek dan ikut serta dalam merencanakan proyek.

2)      Menjadi pengawas untuk memastikan jalannya proyek serta melakukan pengelolaan sumberdaya satuan pendidikan secara akuntabel dan transparan.

3)      Membangun komunikasi yang baik untuk menjalankan kolaborasi dengan efektif antara guru, orang tua siswa, narasumber pengaya proyek (komunitas, masyarakat universitas, praktisi dan lainnya)

4)      Mengembangkan komunitas praktisi yang ada pada satuan pendidikan guna meningkatkan kompetensi pendidik yang berkelanjutan.

5)      Melakukan pelatihan kepada pendidik secara berkala untuk meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaan proyek penguatan profil pelajar Pancasila.

6)      Merencanakan, melaksanakan, refleksi serta evaluasi pengembangan proyek dan asesmen yang berpusat pada siswa.

b.      Pendidik

1)      Perencana Proyek. Dalam hal ini guru membantu membuatkan perencanaan proyek, menentukan alur kegiatan, membuat strategi pelaksanaan serta membuat rubrik penilaian proyek.

2)      Fasilitator. Dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi siswa untuk melaksanakan proyek sesuai dengan minatnya, misalnya dengan pilihan cara belajar serta produk belajar yang sesuai preferensi siswa.

3)      Pendamping. Guru juga berperan untuk membimbing dan mendampingi siswa dalam mengerjakan tugas proyek. Guru bisa membantu siswa untuk menemukan isu yang relevan lalu memberikan arahan pada siswa dalam merencanakan aksi berkelanjutan. Sehingga disimpulkan, bahwa guru tidak lepas tangan saat memberikan tugas proyek.

4)      Narasumber. Guru juga berperan sebagai narasumber yang memberikan informasi pengetahuan serta keterampilan yang dibutuhkan siswa untuk melaksanakan proyek dengan baik.

5)      Supervisi dan konsultasi. Guru berperan dalam memberikan pengawasan serta arahan kepada siswa untuk mencapai proyek, memberikan saran serta masukan berkelanjutan terhadap proyek yang dibuat dan melakukan asesmen performa siswa selama pembuatan proyek.

6)      Moderator. Guru berperan untuk memandu serta mengantarkan dalam berdiskusi.

c.       Dinas Pendikan Provinsi, Kabupaten

1)      Mengawasi serta memastikan setiap satuan pendidikan mempunyai sumber daya serta sarana dan prasarana yang baik dan memadai untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran proyek penguatan profil belajar Pancasila.

2)      Memberikan dukungan serta peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan secara berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan.

3)      Memastikan hasil assessment dijadikan sebagai umpan balik dalam melaksanakan pembelajaran proyek.

4)      Mengawasi kegiatan pembelajaran proyek berjalan dengan lancar Sesuai yang diharapkan.

 

d.      Pengawas

1)      Mengawasi kegiatan pembelajaran proyek berjalan lancar sesuai yang diharapkan

2)      Memberikan pendampingan serta pembinaan pada satuan pendidik.

3)      Memberikan informasi terbaru mengenai kebijakan pendidikan khususnya berhubungan dengan kurikulum serta proyek penguatan profil pelajar Pancasila.

4)      Memberikan solusi alternatif saat satuan pendidikan mengalami kesulitan atau kendala dalam menjalani kegiatan pembelajaran proyek.

e.       Masyarakat

1)      Membantu untuk menemukan atau mengidentifikasi permasalahan yang ada, memberi informasi sebagai narasumber maupun menyediakan bukti dari isu yang dibutuhkan siswa.

2)      Menjadi sumber belajar yang bermakna untuk siswa ketika terlibat dalam penugasan proyek pembuatan profil pelajar Pancasila.

2.      Identifikasi Tahapan Kesiapan:

a.       Tahap Awal: Belum memiliki system dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran berbasis projek, pendidik baru mengetahui secara terbatas.

b.      Tahap Berkembang: Sudah memiliki dan menjalankan pembelajaran berbasis projek, namun ada sebagain pendidik yang belum memahaminya.

c.       Tahap Lanjutan: Pembeljaran berbasis projek sudah menjadi kebiasaan dan terlaksana dengan baik dengan melibatkan mitra dari luar.

3.      Pengembangan Tema Projek Setiap Fase/Jenjang:

a.       Awal perjalanan Memilih Tema Projek

b.      Sepanjang perjalanan Mengembangkan Tema Menjadi Topik

c.       Perjalanan lanjutan Berefreksi dan Mengeksplorasi Kemungkinan

4.      Merancang Projek sebagai Assesmen: Penerapan projek juga merupakan salsah satu bentuk alternatif dari asesmen.

Modul  : Merancang Modul Projek Penguatan Profil Pancasila

Video   :

1.      Pemilihan elemen dan Sub elemen profil pelajar Pancasila serta penentuan kriteria pencapaian:

Projek penguatan profil pelajar Pancasila adalah:

a.       Project kolaborative lintas disiplin ilmu yang kontekstual

b.      Berbasis pada permasalahan di lingkungan sekitar satuan pendidikan

c.       Membangun kompetensi dan karakter murid sesuai dengan cita-cita profil pelajar Pancasila

Kompetensi dan karakter nilai-nilai Pancasila yang terangkum dalam 6 dimensi profil pelajar Pancasila saling terkait dan mendukung satu sama lain. Setiap dimensi dari profil pelajar Pancasila terdiri dari beberapa elemen yang kemudian diperjelas menjadi sub elemen dengan masing-masing target pencapaiannya. Target tersebut telah didesain sedemikian rupa oleh pemerintah, disesuaikan dengan fase belajar murid per jenjang.

Agar mudah dan terarah dalam target pencapaiannya, pendidik disarankan memilih dua hingga tiga dimensi yang paling relevan sebagai hasil rujukan terhadap visi misi sekolah yang khas. Sebagai contoh yaitu dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha esa dan berakhlak mulia, dimensi bergotong-royong, maupun dimensi bernalar kritis.

Sebagaimana dalam pemilihan dimensi, maka dalam memilih elemen dan sub-lemen sesuai dengan fokus tema project, disarankan untuk memilih dua atau tiga elemen dan Sub elemen dalam setiap modul project, untuk membantu guru fokus dalam melihat kompetensi murid.

Penentuan elemen dan Sub elemen ini pada akhirnya akan pada hasil capaian yang maksimal yang dapat diukur dengan asesmen yang tepat. Untuk membantu guru menentukan elemen dan Sub elemen yang kemudian mengarahkan pada target pencapaian setiap fase belajar murid, guru dapat menggunakan matriks atau tabel yang terdapat pada naskah akademik profil pelajar Pancasila pada saat merancang modul project.

Pada tabel matriks terdapat komponen yang dapat disebut dimensi, element, sub elemen, fase belajar, dan target pencapaian sesuai dengan jenjang fase belajar. Lalu menentukan elemen, sub elemen dan target pencapaiannya dengan langkah-langkah yang dapat dilakukan.

Pemilihan elemen dan Sub elemen dari masing-masing dimensi yang telah dipilih disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan. Target pencapaian dari masing-masing fase disesuaikan dengan perkembangan usia murid. Pencapaian akan selalu dapat disesuaikan dengan hasil asesmen diagnostik dan tujuan belajar yang guru atau pendidik harapkan dari project penguatan profil pelajar Pancasila ini. Usahakan ada kesinambungan antara pengembangan dimensi, Element dan sub elemen dengan proyek sebelumnya dan berikutnya.

2.      Merancang rubrik asesmen project SMA

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan assessment saat pelaksanaan project, yaitu:

a.       Bagaimana mengukur keberhasilan suatu project?

b.      Bagaimana memberikan penilaian yang tepat?

c.       Kapan penilaian dilakukan?

Assessment adalah metode atau alat mengevaluasi yang digunakan guru untuk mendorong, memantau kemajuan, dan menilai hasil belajar murid. Pada kegiatan project kita bisa menerapkan asesmen diagnostik, assessment formatif, dan juga assessment sumatif. Assessment pada pembelajaran berbasis project terintegrasi pada seluruh proses pembelajaran. Peran asesment bagi guru dan murid pada tahap awal, tengah, dan akhir projek dapat dilihat pada matriks peran asesmen pada pembelajaran berbasis project.

Kita perlu mengidentifikasi bagaimana cara mengukur keberhasilan aspek pembelajaran yang mau kita capai dalam project ini. Pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan beragam instrumen, misalnya rubrik. Pada saat membuat rubrik, kita akan menentukan skala atau gradasi penilaian yang berisikan deskripsi capaian perkembangan murid sesuai dengan kriterianya.

      Aspek yang dapat diukur dengan menggunakan rubrik pada kegiatan project, yaitu:

a.       Aspek capaian holistik murid

Rubrik digunakan untuk mengukur ketercapaian murid secara keseluruhan sesuai dimensi dan elemen yang dipilih pada project. Siapa yang akhir yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pada naskah akademik, dapat dijadikan acuan untuk pengembangan gradasi skala pada rubrik. Setiap dimensi dan elemen yang dipilih pada project akan dibuatkan rubriknya. Penilaiannya dilakukan sepanjang kegiatan project berlangsung, sehingga kita mengetahui perkembangan kompetensi murid dari awal sampai akhir sesuai dengan tujuan projek.

b.      Aspek proses

Dalam proses pembelajaran project, kita akan melakukan assessment diagnostik yang dilakukan sebelum project dilakukan. Asesmen ini bertujuan mengidentifikasi pengetahuan awal murid terkait tema project. Selanjutnya ada asesment formatif yang akan dilakukan selama kegiatan project berlangsung sebagai umpan balik bagi murid dalam proses pembelajaran projectnya.

Kita dapat melakukan diskusi langsung atau membuat survei pada assessment diagnostik. Buatlah rubrik dengan memiliki kriteria yang akan dinilai, misalnya pengetahuan atau pengalaman terkait project yang akan dilakukan. Hasil dari penilaian asesmen diagnostik ini dapat digunakan oleh guru dan pihak sekolah dalam memodifikasi modul ajar agar sesuai dengan situasi dan kondisi belajar siswa.

Selanjutnya mengadakan asesmen formatif untuk menilai kemajuan pengetahuan dan sikap belajar murid selama menjalankan project. Dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan akan presentase kehadiran murid, partisipasi di kelas, penulisan essay maupun tanya jawab intensif dan melihat jurnal refleksi murid selama kegiatan.

Kriteria apa saja yang dapat ditentukan untuk rubrik ini?

Rubrik assessment formatif pertama adalah untuk menilai partisipasi murid selama kegiatan projek, maka kriterianya adalah persentase, partisipasi kehadiran, partisipasi diskusi dan keaktifan dalam pengisian refleksi jurnal.

Rubrik assessment formatif kedua adalah untuk menilai aspek kognitif yaitu mengetahui pengetahuan murid terkait project yang dilaksanakan setelah mereka melihat mengenal dan menganalisa potensi daerah mereka.

c.       Aspek output atau hasil akhir dari project

Guru akan mengadakan asesment sumatif untuk mengukur pencapaian hasil belajar murid yang dilakukan di akhir materi pembelajaran. Sebagai contoh project kewirausahaan, terdapat dua jenis asesment sumatif sesuai dengan produk akhir yaitu presentasi proposal dan unjuk karya simulasi project kewirausahaan. kriterianya yaitu: untuk presentasi proposal, kriteria yang diambil yaitu orisinalitas ide, nilai produk, isi, organisasi dan presentasinya itu sendiri. Untuk unjuk karya simulasi project contoh kriterianya adalah isi, organisasi dan presentasi unjuk karyanya.

Meskipun terdapat nama kriteria yang sama, bukan berarti aspek yang dinilai juga harus sama, sesuaikan dengan produk asesment-nya. Kriteria penilaian dapat ditambahkan dengan hal-hal yang menjadi fokus atau tujuan dari pembelajaran lain, sesuai tema, dimensi, elemen dan Sub elemen dari project tersebut. Dalam pembuatan rubrik libatkan murid, dengan begitu poin-poin penilaian menjadi relevan untuk murid.

3.      Merancang atau memodifikasi modul project SMA (bangunlah jiwa dan raganya)

Merancang model project dengan KONTAK, yaitu konteks project dan kebutuhan murid, topik dan tujuan, alur dan asesmen, dan korelasi.

Penggunaan media sosial adalah hal yang tidak dapat dibendung di era teknologi saat ini. Media sosial memiliki dampak yang positif maupun negatif pada murid dan seluruh remaja di sekitar lingkungan sekolah. Fenomena negatif yang kerap muncul adalah perihal perundungan melalui media sosial.

Sebagai contoh seperti projek yang dilakukan oleh SMK Mangunreja, berbekal visi sekolah yaitu membangun insan yang unggul dan berprestasi, beriman, terampil dan berbudaya, serta mampu berkontribusi bagi masyarakat, maka jajaran guru-guru terdorong untuk memfasilitasi murid agar dapat berkontribusi terhadap fenomena penggunaan media sosial pada remaja.

Untuk memperkuat konteks project, maka para guru melakukan asesmen diagnostik pada murid untuk menggali dan memetakan dinamika penggunaan media sosial pada murid. Sebanyak 75% partisipan siap untuk berkomitmen membangun aktivitas media sosial secara positif, namun masih sebagian kecil yang mengetahui referensi bermedia sosial secara positif. Berdasarkan hasil asesmen tersebut para guru memfasilitasi murid untuk menentukan tema project membangun jiwa dan raga melalui kontribusi murid. Diskusi tersebut membangun kesadaran murid untuk dapat berkontribusi dalam fenomena penggunaan media sosial pada remaja. Murid mulai melihat korelasi antara kata kontribusi pada visi sekolah dengan fenomena yang sedang diangkat.

Dari topik yang telah ditentukan kemudian tim bu guru merumuskan tujuan project yaitu:

a.       Memfasilitasi murid menelaah dan mendiskusikan berbagai potensi negatif dan positif dalam penggunaan media sosial

b.      Mendorong murid untuk mengembangkan berbagai ide kolaborasi dalam mewujudkan penggunaan media sosial secara positif yang berdampak atau menjangkau teman sebaya dengan seluas-luasnya.

Tujuan tersebut kemudian dicapai oleh murid dan guru melalui alur project,

a.       Temukan

Murid mempelajari berbagai potensi dan inspirasi positif dari media sosial serta menggali potensi dalam diri dan lingkungan sekitar.

b.      Bayangkan

Murid menetapkan ide, tujuan, dan dampak positif yang tumbuh pada teman sebaya bila idenya diwujudkan.

c.       Wujudkan

Murid merancang dan menjabarkan langkah untuk mencapai tujuan, serta mengidentifikasi sumber daya pendukung dalam fase pelaksanaan project.

d.      Tingkatkan

Rangkaian project diakhiri dengan adanya assessment sumatif dengan aktivitas presentasi hasil project yang memuat evaluasi, perbaikan serta perubahan yang dialami oleh murid maupun dampak yang terlihat pada sasaran program.

Secara umum asesmen project ini didominasi oleh asesment formatif setiap dua kali seminggu untuk diskusi menyampaikan kemajuan tiap tahapan project dan ruang untuk memberi umpan balik kepada murid maupun umpan balik dari sesama teman dalam bentuk jurnal refleksi proses dan catatan observasi guru.


Baca Juga: REFLEKSI PEMBELAJARAN MANDIRI, TOPIK : PROFIL PELAJAR PANCASILA

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH PROGRAM PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN MADRASAH

Soal PKWU Kelas XI Semester Ganjil dan Pembahasannya

RINGKASAN MATERI BIOLOGI KELAS X SEMESTER 2

CONTOH PROGRAM KERJA KEPALA MADRASAH ALIYAH

RINGKASAN MATERI BAB 5 MAPEL BAHASA INDONESIA MENYAJIKAN GAGASAN MELALUI ARTIKEL (KELAS XII SEMESTER GENAP)

LAPORAN KEGIATAN PASKIBRA SMAN 1 SAJIRA DALAM LOMBA LKBB GRAHA 2019

RPP ILMU NAHWU MTs

MATERI BERDEBAT DENGAN INDAH (BAHASA INDONESIA KELAS X SEMESTER GENAP)

Expression of Compliment (Ungkapan Pujian) Pengertian, Fungsi dan Contoh

Motivasi Hidup Islami Berdasarkan Al Qur'an dan Hadits