MATERI HISTORIOGRAFI (SEJARAH PEMINATAN KELAS X SEMESTER GENAP)
HISTORIOGRAFI
Pengertian Historiografi, Macam, Tujuan, Fungsi,
Prinsip, dan Karakteristik : Kajian mengenai metode sejarawan dalam
pengembangan sejarah sebagai disiplin akademis, dan secara luas merupakan
setiap karya sejarah mengenai topik tertentu.
A.
Pengertian
Historiografi
Penulisan sejarah merupakan representasi kesadaran
penulis sejarah dalam masanya ( Sartono Kartodirdjo, 1982: XIV ). Secara umum
dalam metode sejarah, penulisan sejarah (historiografi) merupakan fase atau
langkah akhir dari beberapa fase yang biasanya harus dilakukan oleh peneliti
sejarah. Penulisan sejarah (historiografi) merupakan cara penulisan, pemaparan,
atau pelaporan hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan (Dudung
Abdurrahman,1999:67).
Historiografi adalah kajian mengenai metode
sejarawan dalam pengembangan sejarah sebagai disiplin akademis, dan
secara luas merupakan setiap karya sejarah mengenai topik tertentu.
Historiografi tentang topik khusus melingkupi tentang bagaimana sejarawan
mengkaji topik tersebut dengan menggunakan sumber, teknik, dan pendekatan
teoretis tertentu.
B.
Macam
– Macam Historiografi
Historiografi
Tradisional
Historiografi tradisional merupakan ekspresi
kultural dari usaha untuk merekam sejarah. Dalam historiografi tradisional
terjalinlah dengan erat unsur-unsur sastra, sebagai karya imajinatif dan
mitologi, sebagai pandangan hidup yang dikisahkan sebagai uraian peristiwa pada
masa lampau, seperti tercermin dalam babad atau hikayat. Contoh-contoh
historiografi tradisional di antaranya ialah sejarah Melayu, hikayat raja-raja
Pasai, hikayat Aceh, Babad Tanah Jawi, Babad Pajajaran, Babad Majapahit, Babad
Kartasura, dan masih banyak lagi.
Bentuk
Historiografi Tradisional
Cerita
rakyat – Bentuk ini pada dasarnya merupakan suatu proses
internalisasi dari pengalaman spiritual manusia tentang kenyataan lalu di
ungkapkan melalui kisah sejarah
Genealogis
–
Bentuk ini merupakan gambaran mengenai pertautan antara individu dengan yang
lain atau suatu generasi dengan generasi berikutnya. Sil silah sangat penting
untuk melegitimasikan kedudukan mereka.
Kronik.
– Dalam penulisan ini sudah ada penulisan kesadaran tentang waktu, Namun
demikian juga masih di lingkungan kepercayaan yang bersifat kosmosmagis
Annals.
– Sebenarnya bentuk ini merupakan cabang dari kronik hanya saja bentuk annals
ini sudah lebih maju dan lebih jelas, Sudah berusaha membeberkan kisah dalam
uraian waktu.
Logis
– Kisah yang di ungkapkan mengamdungh mitos, legenda, dongeng, asal usul suatu
bangsa, kisah disini merupakan merupakan kisah yang merupakan suatu pembenaran
berdasar emosi dan kepercayaan.
Supranatural
– Dalam hal ini kekuatan kekuatan gaib yang tidak bias diterima dengan akal
sehat sering terdapat di dalamnya.
Ciri
Historiografi Tradisional
1. Religio
sentris, artinya segala sesuatu dipusatkan pada raja atau keluarga raja
(keluarga istana), maka sering juga disebut istana sentris atau keluarga
sentris atau dinasti sentris.
2. Bersifat
feodalistis-aristokratis, artinya yang dibicarakan hanyalah kehidupan kaum
bangsawan feodal, tidak ada sifat kerakyatannya. Historiografi tersebut tidak
memuat riwayat kehidupan rakyat, tidak membicarakan segi-segi sosial dan
ekonomi dari kehidupan rakyat.
3. Religio
magis, artinya dihubungkan dengan kepercayaan dan hal-hal yang gaib.
4. Tidak
begitu membedakan hal-hal yang khayal dan yang nyata.
5. Tujuan
penulisan sejarah tradisional untuk menghormati dan meninggikan kedudukan raja,
dan nama raja, serta wibawa raja supaya raja tetap dihormati, tetap dipatuhi,
tetap dijunjung tinggi. Oleh karena itu, banyak mitos bahwa raja sangat sakti,
raja sebagai penjelmaan/titisan dewa, Apa yang dikatakan raja serba benar
sehingga ada ungkapan “sadba pandita ratu datan kena wowawali” (apa yang
diucapkan raja tidak boleh berubah, sebab raja segalanya). Dalam konsep
kepercayaan Hindu, raja adalah “mandataris dewa” sehingga segala ucapan dan
tindakannya adalah benar.
6. Bersifat
regio-sentris (kedaerahan), maka historiografi tradisional banyak dipengaruhi
daerah, misalnya oleh cerita-cerita gaib atau cerita-cerita dewa di daerah
tersebut.
7. Raja
atau pemimpin dianggap mempunyai kekuatan gaib dan kharisma (bertuah, sakti).
b Baca Juga
Komentar
Posting Komentar